Investasi untuk belajar

Saya akan coba bercerita tentang bagaimana pengorbanan saya dulu untuk bisa belajar pemrograman. Mulai dari awal kuliah sampai sekarang tetap berusaha belajar hal-hal yang berkaitan dengan komputer, khususnya pemrograman.

Waktu awal kuliah, saya tidak pernah bercita-cita untuk menjadi seorang programmer, bahkan dulu cita-cita saya masih kabur alias belum jelas. Tapi semua itu berubah ketika saya masuk kuliah di kampus yang sangat dekat dengan perkembangan teknologi, STT Telkom (sekarang sudah menjadi Telkom University). Mungkin juga memang sudah takdirnya saya bertemu dengan orang-orang yang maniak komputer, mulai dari yang jago ngoprek hardware sampai dengan orang yang suka ngejahilin komputer teman sendiri, and it was fun! :D. Nilai kuliah semester pertama saya lumayan hancur, asik dengan dunia yang baru bermodalkan komputer yang dibeli dari uang kiriman almarhum bapak saya. Satu-satunya mata kuliah yang dapat A cuma pemrograman, ya ini bisa dihitung pengorbanan pertama saya di dunia pemrograman (padahal malas belajar pas awal kuliah :D).

Bahasa pemrograman yang saya pakai waktu kuliah masih PHP, sempat mencoba Pascal, Delphi, Visual Basic, C, C++, Java. Tapi yang dipakai tetap PHP, walaupun proyek akhir saya pakai C++ untuk ngoprek Symbian OS (sok keren :p) ditambah pengetahuan tentang SQL menggunakan MySQL, SQL Server, dan sedikit belajar Oracle. Perjuangan untuk belajarpun tidak mudah, saya rajin bolak-balik perpustakaan buat menyalin buku dengan mesin foto-kopi, karena gak ada laptop untuk dipakai di perpus (laptop hanya untuk orang yang kaya banget waktu itu), dan kalau beli buku harganya mahal. Saya salin bagian-bagian yang saya anggap penting dan langsung dipraktekkan di komputer sendiri. Ada kalanya saya membeli buku di Palasari karena bukunya belum ada di perpustakaan. Tapi tetap, perpustakaan kampus sumber pertama dimana saya belajar pemrograman. Duit saya banyak habis untuk foto-kopi dan beli buku di palasari.

Lulus kuliah saya sempat bekerja di Jakarta selama hampir 2 tahun, lalu balik lagi kuliah di Bandung. Selama bekerja frekuensi beli bukunya berkurang, lebih fokus nyari duit 😀

Saya mulai kenal pemrograman Ruby ketika melanjutkan kuliah. Setelah mencari-cari peluang mendapatkan penghasilan sambil bisa kuliah, akhirnya bertemu dengan komunitas Ruby dan dapat info tentang situs freelancer Odesk. Waktu itu belum fokus di Odesk, masih proyekan PHP sambil belajar Ruby.

Kala itu sumber daya untuk belajar Ruby tidak sebanyak PHP, dan semuanya masih berbahasa Inggris. Bolak-balik saya cari tutorial Ruby yang ada cuma sedikit tulisan dari mas Arie Kusuma Atmaja. Mau baca buku yang berbayar, perekonomian belum mendukung, akhirnya download yang bajakan. Baru setelah saya mulai mendapatkan pekerjaan hourly di Odesk, saya rajin membeli buku-buku itu, buku yang sudah pernah saya download secara gratis pun saya beli lagi, walaupun tidak semuanya.

Efek dari membeli buku lebih terasa dibanding hanya mendownload gratis karena kalau mendownload gratis akan menumpuk di komputer saja, hanya dikoleksi dan tidak dibaca. Lebih termotivasi untuk mempraktekkan apa yang sudah dibeli dengan uang sendiri. Kalau perlu buku itu dicetak lagi buat dibaca offline. Sampai sekarang saya masih suka membeli buku secara cetak di gramedia ataupun online, bahkan sekarang suka beli kursus-kursus online. Kursus pertama yang saya ikuti itu di Railscasts punya Ryan Bates seharga $9/bulan, ini menjadi sumber yang sangat penting untuk belajar Ruby / Rails karena topiknya sangat update dengan perkembangan Ruby / Rails. Setiap ada versi Rails yang baru meskipun masih RC (Release Candidate), sudah dibuat tutorial untuk fitur barunya. Sangat membantu untuk belajar karena penjelasannya mudah dimengerti dan dalam bentuk video. Sayang Ryan Bates memutuskan untuk vakum membuat tutorial tanpa waktu yang pasti.

Sampai sekarang saya masih rajin membeli buku online dan subscribe kursus. Saya juga sempat subscribe di beberapa situs lain termasuk udemy dan toko online dimana saya rajin membeli buku adalah https://pragprog.com/.

Harga bukunya bervariasi dari $10-$25 per buku/video, jadi kalau dihitung dalam bentuk uang mungkin sudah sangat banyak karena itu yang penerbit lokal belum dihitung ataupun dari sumber lain.

Jadi belajar itu juga bentuk Investasi, investasi waktu, tenaga dan uang. Hargailah penulis buku dan pembuat video tutorial yang dengan baik hati membagi ilmu dan pengalamannya, karena mereka pastinya juga sudah berinvestasi sebelum bisa seperti itu.

One thought on “Investasi untuk belajar”

Leave a Reply